5 Tanda Jantung Sehat
Kamis, 22 Juli 2010 | 07:41 WIB
KOMPAS.com — Bila jantung berhenti berdenyut hanya dalam beberapa menit, diikuti berhentinya sirkulasi darah, maka hidup kita yang berharga ini pun akan berakhir. Itu sebabnya mengapa pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah adalah tindakan penting dan sangat ditekankan. Secara umum ada lima tanda vital dari jantung yang sehat.
1. Kolesterol
Bila diibaratkan, maka LDL atau kolesterol jahat adalah pembakar rumah dan HDL atau kolesterol baik sebagai petugas pemadam kebakaran. "Petugas pemadam kebakaran yang baik biasanya bisa mencegah kerusakan jangka panjang," kata Roger Blumenthal dari Johns Hopkins Cicarone Center.
Semakin tinggi kadar kolesterol HDL, makin rendah pula risiko terjadinya ateroklerosis. Untuk jantung sehat, target kolesterol jahat tidak lebih dari 130 mg/dl dan HDL harus lebih tinggi dari 40 mg/dl. Kadar HDL cenderung meningkat dengan berolahraga, menurunkan berat badan, dan mengonsumsi banyak serat.
2. Tekanan darah
Jika dibiarkan tak terkendali dalam beberapa tahun, maka tekanan darah tinggi dapat merusak arteri seluruh tubuh sehingga dinding pembuluh darah akan menebal dan kaku lalu tersumbat sehingga alirah darah ke organ vital tersumbat. Tekanan darah yang optimal lebih rendah dari 120/80 mmHg.
Variasi berbagai makanan dengan kombinasi berbagai zat gizi yang tepat akan bermanfaat bagi tekanan darah. Berbagai penelitian juga menunjukkan mengurangi stres juga efektif menurunkan tekanan darah. Para peneliti dari Spanyol menyebutkan, konsumsi aspirin setiap hari juga menurunkan kadar tekanan sistolik 6,8 mmHg dan tekanan diastolik 4,6 mmHg.
3. Denyut jantung
Hidup tidak berada di tangan Anda, tapi di jantung Anda. Mengetahui jumlah detak jantung per menit (resting heart rate) merupakan salah satu cara untuk memprediksi usia. Dalam studi yang dimuat dalam New England Journal of Medicine disebutkan, pria yang memiliki resting heart rate di atas 75 denyut per menit (bpm) tiga kali lebih berisiko terkena serangan jantung. Denyut yang normal adalah 65 bpm.
"Bila Anda melakukan latihan kardio dengan intensitas rendah dan menambahnya menjadi intensitas tinggi dua minggu sekali, detak jantung per menit akan berkurang," kata Neal Henderson, ahli kedokteran olahraga. Lakukan latihan olahraga minimal 30 menit dengan jumlah 60-80 persen dari maksimum heart rate.
4. Gula darah puasa
Kadar gula darah puasa merupakan tanda ada tidaknya risiko diabetes. Makin tinggi kadar gula darah Anda, makin besar pula risiko terkena diabetes. "Penderita diabetes punya risiko yang lebih besar terkena penyakit jantung, ginjal, dan gangguan mata," kata Johanthan Samet, MD dari Johns Hopkins.
Untuk menurunkan kadar gula darah puasa, kita perlu meningkatkan kemampuan tubuh menggunakan gula darah atau dengan kata lain meningkatkan sensitivitas insulin. Cara terbaik untuk mencapai ini adalah mengurangi berat badan.
5. Protein C-reactive
Protein C-reavtive atau CRP adalah protein plasma yang diproduksi oleh hati sebagai reaksi dari adanya infeksi, luka, dan proses inflamasi. Kadar tinggi CRP menunjukkan adanya peradangan di dalam tubuh. Karena penyakit jantung terjadi karena adanya peradangan di dinding arteri, CRP bisa digunakan sebagai penanda umum risiko penyakit jantung.
Peningkatan kadar CRP biasanya diiringi dengan peningkatan kolesterol. Kadar CRP yang tinggi, yakni lebih dari 1 miligram per liter, juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker prostat. Pengukuran CRP dilakukan dengan pengambilan darah dari bagian siku atau belakang telapak tangan.